Ujian nasional tingkat SMA dan sederajat tahun 2013 akan dilaksanakan
pada tanggal 15 hingga 18 April 2013 mendatang. Forum Aksi Guru
Indonesia (FAGI) Bandung mencium adanya indikasi jual beli kunci jawaban
ujian nasional (UN) oleh oknum alumni dari sekolah masing-masing.
Ketua
Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Kota Bandung Iwan Hermawan mengatakan,
dugaan bocor dan jual beli kunci jawaban UN diketahui sejak dua hari ke
belakang, setelah adanya pengakuan dari beberapa siswa.
"Ya,
kabar ini terdengar setelah ada pengakuan dari beberapa siswa telah
melakukan jual beli kunci jawaban UN," kata Iwan kepada Kompas.com saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (3/4/2013) malam.
Berdasarkan
pengakuan dari para siswa, kata Iwan, kunci jawaban tersebut
diperjualbelikan mulai harga Rp 40.000 hingga Rp 80.000 per orang untuk
semua mata pelajaran yang diujikan.
"Harganya bervariasi, kalau
sekolah di pinggiran, harganya murah, antara 40 sampai 50 ribuan, kalau
sekolah-sekolah negeri antara 75 sampai 80 ribuan," beber Iwan.
Saat
ini, calon pembeli, yakni siswa SMA sudah mulai ditarik bayaran sebesar
50 persen. Sesuai perjanjian sebelumnya, pelunasan dilakukan 4 hari
sebelum UN dimulai. Kemudian, setelah lunas, jawaban baru akan dikirim
ke koordinator kelas masing-masing melalui SMS ataupun BBM.
"Siswa
itu mengumpulkan uang ke koordinator kelas, kemudian ke ketua kelas dan
lalu ke ketua jurusan, dan ketua jurusan ke yang bersangkutan.
Begitupun, datangnya jawaban, hanya saja sebaliknya. Dari pengirim
jawaban dulu kemudian akhirnya nyampe ke para siswa setelah jawabannya di SMS-kan ke koordinator jurusan, dan koordinator kelas," ungkap Iwan.
Iwan
mengaku pihaknya menelusuri hal itu ke lapangan. Ternyata, seluruh SMA
di Bandung mendapat kasus yang sama. Iwan mengatakan, di Kota Bandung
ini terdapat 140 SMA swastad dan negeri serta 75 SMK negeri dan swasta
dengan rata-rata tiap sekolah memiliki 400 siswa.
Dia curiga,
sindikat pelakunya adalah alumni sekolahnya masing-masing. "Setelah
saya lakukan penelusuran, hasilnya sama, ternyata semua SMA seperti itu,
pelakunya adalah alumninya sendiri. Hanya saja harganya berbeda-beda
tergantung jenis sekolahnya," kata Iwan.
Sindikat Penipuan
Jual
beli kunci jawaban UN ini, menurut Iwan, adalah ulah sindikat penipuan
yang menginginkan uang atau keuntungan dengan memanfaatkan celah UN.
Sebab, di UN tahun 2013 ini tidak akan ada soal yang bocor karena telah
menggunakan barcode.
"Tidak mungkin bocor untuk tahun sekarang ini, karena telah menggunakan barcode. Saya menduga UN ini dimanfaatkan untuk menarik uang," tegasnya.
"Bayangkan
saja, setiap sekolah misalkan rata-rata Rp 50 ribu per siswa, kalau
dikalikan 400 siswa, jadi Rp 20 juta. Jadi minimal pelaku akan
mendapatkan untung Rp 20 juta dari setiap sekolah," tegas Iwan.
Menurutnya,
praktik jual beli kunci jawaban UN ini jelas penipuan. Soalnya jawaban
belum tentu akurat dan benar. "Ini hanya strategi para alumni yang
memanfaatkan UN untuk menggaet uang," tegas Iwan.
Namun anehnya,
lanjut Iwan, para siswa langsung percaya begitu saja. Para siswa
ternyata mampu diyakinkan oleh oknum alumni itu bahwa sudah 4 tahun ke
belakang cara seperti ini terbukti efektif dan akurat menjawab soal-soal
UN.
"Katanya sudah empat tahun kebelakang, cara ini manjur, yang
biasanya di ujian nilainya dapat 2 atau 3, di UN bisa dapat 10 katanya.
'Kalau tidak begini kami stres dengan UN, kami takut tidak lulus',"
kata Iwan menirukan alasan salah satu siswa.
Dia mengimbau kepada
para siswa agar jangan sampai percaya kepada pelaku penipuan dengan
modus jual beli jawaban UN. Hal seperti ini juga akan membuat para siswa
menjadi buyar konsentrasi untuk menghadapi UN.
"Jangan percayalah, pokoknya fokus belajar menghadapi UN," imbau Iwan.
Menurutnya,
FAGI juga telah melapor ke ke pihak kepolisian untuk mengusut kasus
ini. "Polisi katanya akan segera mengungkap dan siap mengurus kasus ini.
Kami meminta agar polisi dan pihak terkait mengungkap siapa dalang dari
kasus ini, kami minta usut kasus ini sampai ke akar-akarnya," tegas
Iwan.
Ia juga menghimbau kepada para guru dan siswa agar terlibat
untuk melaporkan jika ada yang menjual kunci jawaban. "Laporkan saja,
ini jelas-jelas penipuan," tegasnya.
Rabu, (3/4/2013) pagi tadi,
kata Iwan, salah satu SMA di Bandung Timur menangkap salah satu pelaku
penipuan dengan modus jual beli kunci jawaban UN di luar sekolah.
Tetapi, kata Iwan, pelaku tersebut tidak dilaporkan ke polisi karena
mengembalikan uang sisa sebesar Rp 9 juta.
"Ini kan sudah menjadi
salah satu bukti. Kami minta kepada polisi untuk mengembangkan kasus
ini," pintanya.
(Di Kediri juga mulai marak lho coy_ nif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentar ANDA