Halaman

ucapan

Kamis, Februari 14, 2013

Cuma 2 atau 3 siswa dari 10 siswa Indonesia yang melanjutkan ke Pendidikan Tinggi

Apabila biasanya pameran pendidikan banyak menawarkan pendidikan tinggi di Eropa atau Amerika, World Education Expo Indonesia (WEEI) 2013 yang digelar selama tiga hari dari Kamis (14/2/2013) hingga Sabtu (16/2/2013) ini justru banyak menawarkan berbagai pendidikan tinggi dari Korea dan China.

Penyelenggara WEEI 2013, Stephanie Riady, mengatakan bahwa selama ini yang dilirik hanya pendidikan tinggi di Eropa dan Amerika. Namun, kini, pendidikan tinggi di Korea dan China mulai menunjukkan peningkatan kualitas dan merebut perhatian para siswa dari berbagai benua.

"Eropa dan Amerika juga ada di sini. Hanya saja yang paling banyak saat ini Korea dan China," kata Stephanie saat jumpa pers WEEI 2013 di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (14/2/2013).

Berikut beberapa institusi dari 16 Korea yang ikut serta dalam pameran pendidikan ini antara lain Korea University, Indonesian Korean Cultural Study, Hankuk University dan Ulsan National Institute of Science and Technology (UNIST). Sedangkan dari China ada 10 institusi, antara lain Peking University, Taishan Medical University dan Shanghai Normal University.

Tak hanya itu, pameran pendidikan kali ini juga mendorong universitas bermutu yang selama ini kurang terdengar untuk promosi. Salah satunya seperti North-Eastern Federal University Moscow dan Jonkoping University Swedia yang fokus di bidang pertambangan.

"Selama ini kan yang terkenal kalau pertambangan itu Colorado di Amerika. Nah di sini ada universitas di Moscow yang ternyata juga tak kalah bagus," ungkapnya.


Mantan Wakil Menteri Pendidikan Nasional, Fasli Jalal, menjelaskan bahwa Korea dan China mulai dilirik saat ini oleh siswa di seluruh dunia. Selain menjadi pusat trend saat ini, Korea juga tak henti berbenah dalam bidang pendidikan sehingga menjadi magnet bagi anak-anak di banyak negara.

"Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi Korea sampai 91 persen atau sama saja dari 10 orang, ada 9 orang yang lanjut ke pendidikan tinggi," ujar Fasli.

"Nah Indonesia ini APKnya hanya 27 persen berarti hanya sekitar dua atau tiga orang yang ke pendidikan tinggi. Ini harus ditingkatkan sekitar tiga kali lipat agar pendidikan berkembang," tandasnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan komentar ANDA