Alih jenjang (transfer) dari program diploma tiga (D-3) ke program strata satu (S-1) non-kependidikan di perguruan tinggi akan dilanjutkan.
Semula, program alih jenjang dari D-3 ke S-1 ini akan mulai dihentikan tahun 2013 karena adanya pro dan kontra. Alasannya, Program D-3 yang menitikberatkan pada vokasi dinilai tidak tersambung dengan program S-1 yang mempelajari keilmuan.
"Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, penyelenggaran program transfer S-1 dari program D-3 diperbolehkan oleh Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia," kata Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Ravik Karsidi.
Menurut Ravik, tetap adanya program S-1 transfer diharapkan akan meningkatkan angka partisipasi kasar dan pemerataan akses memperoleh pendidikan tinggi.
Di UNS, saat ini terdapat 21 program studi D-3 yang seluruhnya membuka kesempatan untuk program S-1 transfer. Dari 110 satuan kredit semester (SKS) yang dikantongi mahasiswa D-3, menurut Ravik, pihaknya hanya mengakui 80 SKS di antaranya saat mahasiswa tersebut transfer ke program S-1. Ini masih harus ditambah persyaratan mahasiswa bersangkutan lulus program matrikulasi selama satu semester.
"Jika mahasiswa tidak lulus program matrikulasi, ia tidak boleh meneruskan kuliah di program transfer ini," kata Ravik.
Untuk
tahun 2013, selain menerima mahasiswa baru dari jalur S-1 transfer, UNS
juga menerima mahasiswa baru melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang mengalokasikan 50 persen kuota
mahasiswa baru. Jalur ini merupakan seleksi prestasi akademik atau nilai
rapor yang diperuntukkan khusus bagi lulusan sekolah menengah atas dan
sederajat tahun 2013. Sisanya, dialokasikan untuk jalur ujian tulis 40
persen dan jalur mandiri 10 persen.
Ketua Panitia SNMPTN UNS
Sutarno mengungkapkan, seleksi prestasi akademik semula juga berpatokan
pada akreditasi sekolah. Namun, mulai tahun 2013 ditiadakan sehingga
siapa pun berhak mengikuti jalur ini. Dengan begitu, diperkirakan akan
terjadi lonjakan pendaftar."Jika biasanya setiap tahun kami menerima peningkatan 10 persen jumlah pendaftar, tahun 2013 kami perkirakan minimal terjadi kenaikan pendaftar sebanyak 15 persen. Namun, kuota kami tetap sama dengan tahun 2012 karena tidak ada pembukaan program studi baru," kata Sutarno.
SEMENTARA itu di Universitas Diponegoro Semarang menetapkan kuota mahasiswa dari jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri undangan 2013 bertambah menjadi 50 persen.
"Pada tahun ini, kuota dari SNMPTN undangan masih 20-25 persen, tahun depan akan ditambah menjadi 50 persen dari total daya tampung," kata Rektor Undip Prof Sudharto P Hadi di Semarang, Selasa (11/12/2012).
Menurut dia, SNMPTN pada tahun lalu masih dibagi dua jalur, yakni undangan dan tulis, tetapi pada 2013 dijadikan hanya jalur tulis dan istilahnya diubah menjadi Penjaringan Prestasi Akademik (PPA).
Ia menjelaskan penambahan kuota SNMPTN undangan atau PPA dimaksudkan sebagai bentuk pengakuan atas jerih payah pembelajaran di sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah (MA).
Meski demikian, kata pakar ilmu lingkungan itu, Undip tetap akan menerapkan seleksi yang ketat dalam pelaksanaan PPA, mengingat jalur undangan memang mengandalkan penilaian prestasi berdasarkan rapor siswa.
"Diakui atau tidak, standar
sekolah satu dengan lain berbeda. Nilai 8 yang diberikan di sekolah A,
belum tentu bobotnya sama dengan nilai 8 di sekolah B. Tidak bijaksana
jika semua disama-ratakan," katanya.
Karena itu, kata dia, Undip
tetap akan mempertimbangkan portofolio sekolah bersangkutan, misalnya
akreditasi dan prestasi yang diraih sekolah, selain nilai rapor yang
didapatkan siswa selama sekolah.
Untuk nilai rapor, ia mengatakan
tetap akan dinilai konsistensi prestasi akademik mulai semester 3-5 yang
tertuang di rapor, termasuk pertimbangan kondisi dan kualitas
pendidikan masing-masing daerah.
Ia mengatakan Undip juga tetap
akan menjaring mahasiswa baru melalui seleksi tulis yang dinamakan
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMBPTN) 2013 yang diikuti
sebanyak 61 perguruan tinggi.
"Pada jalur SMBPTN, kami hanya
menyediakan kuota sebanyak 30 persen. Jadi, penerimaan mahasiswa baru
secara nasional total kuota kami 80 persen, naik dibanding tahun lalu
sebesar 60 persen," katanya.Konsekuensinya, kata dia, kuota penjaringan mahasiswa melalui jalur mandiri menjadi berkurang, dari sebelumnya disediakan kuota 40 persen, pada tahun depan hanya disediakan kuota sebesar 20 persen.
Jumlah mahasiswa baru yang akan diterima Undip pada 2013, kata Sudharto, masih berkisar 7.700 orang untuk program sarjana berbagai program studi, hampir sama dengan jumlah mahasiswa yang diterima tahun ini.
"Diakui atau tidak, standar sekolah satu dengan lain berbeda. Nilai 8 yang diberikan di sekolah A, belum tentu bobotnya sama dengan nilai 8 di sekolah B. Tidak bijaksana jika semua disama-ratakan," bijaksana sekali, setuju...
BalasHapusmakasih bro
Hapusatas kunjungannya