Kalangan sekolah di Semarang menjadikan pelaksanaan "try-out" (uji coba ujian) sebagai salah satu alat untuk memetakan kelemahan akademis bidang pelajaran tertentu.
"Melalui evaluasi try-out,
kami temukan kelemahan siswa ternyata pada pelajaran IPA dan
Matematika," kata Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5
Semarang, Suharto di Semarang, Jumat 915/3/2013).
Menurut dia,
kelemahan siswa yang ditemukan untuk bidang pelajaran IPA dan Matematika
itu dijadikan acuan bagi sekolah untuk menggenjot kemampuan akademis
siswa menghadapi Ujian Nasional (UN).
Ia mengatakan sampai saat ini sudah melakukan try-out
sebanyak lima kali, dua di antaranya diselenggarakan oleh Musyawarah
Kerja Kepala Sekolah (MKKS), sedangkan lainnya oleh sekolah.
"Dari dua pelaksanaan try-out oleh MKKS, kami menemukan kelemahan akademis siswa pada pelajaran Matematika, sedangkan dari hasil try-out mandiri sekolah kelemahan pada pelajaran IPA," katanya.
Oleh
karena itu, kata dia, kedua pelajaran tersebut akan menjadi prioritas
yang harus digenjot penyiapannya. Salah satunya dengan memperkuat kajian
standar kompetensi lulusan (SKL) guru bidang tersebut.
"Kalau
nilai rata-rata untuk kedua pelajaran itu masih di atas 7, tetapi nilai
terendah siswa ada yang 3,5. Ini tentu menjadikan perhatian bagi kami
untuk terus lebih fokus menyiapkan," katanya.
Meski demikian, ia mengatakan hasil pelaksanaan try-out secara umum menunjukkan peningkatan, misalnya, dua kali try-out MKKS, tes pertama nilai rata-rata 7,3, tes kedua naik jadi 7,8.
"Kami berencana menggelar try-out
sebanyak enam kali. Sekarang sudah lima kali, masih ada satu kali ’try
out’ lagi yang akan digelar awal April 2013, atau setidaknya mendekati
UN," kata Suharto.
Senada dengan itu, Kepala SMP Negeri 9 Semarang
Setiyo Budi mengatakan kelemahan akademis siswa yang ditemukan dalam
pelaksanaan try-out selama ini rata-rata pada pelajaran bahasa Inggris.
"Setiap sekolah bisa saja berbeda. Kebetulan, nilai IPA siswa kami selama ini bagus, termasuk dalam pelaksanaan empat kali try-out. Mungkin karena guru-guru IPA kami memang bagus," katanya.
Namun,
kata dia, giliran pada pelajaran bahasa Inggris siswa sekolah itu
mengalami kesulitan sehingga menyebabkan perolehan nilai try-out, yang relatif rendah dibandingkan pelajaran lainnya.
"Kalau secara umum, nilai rata-rata try-out kami mengalami kenaikan, semula 7,5 naik menjadi 7,7. Itu baru dilihat dari empat kali try-out. dan masih ada siswa satu uji coba lagi pada awal April," kata Setiyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentar ANDA