Ilmu eksakta makin tahun makin memegang peranan penting. Bahkan kini
muncul model pendidikan STEM, yaitu sains, teknologi, teknik, dan
matematika, yang semuanya merupakan cabang dari ilmu eksakta. Model
pendidikan ini dipercaya menjadi kunci sukses bagi anak-anak saat ini.
Franchise
Division Director Eye Level Indonesia, Afan Suryadi, mengatakan bahwa
dari riset yang dilakukan oleh National Science Foundation, sekitar 80
persen pekerjaan pada 10 tahun mendatang membutuhkan generasi yang ahli
matematika dan ilmu pengetahuan serta melek teknologi.
"Dengan
STEM ini tidak hanya sekadar meningkatkan kualitas hidup mereka
nantinya, tapi juga meningkatkan daya saing SDM Indonesia di kancah
dunia," kata Afan saat diskusi tentang pendidikan STEM di FX Lifestyle
Center, Jakarta, Kamis (21/3/2013).
Terkait dengan perkembangan
SDM Indonesia, ia menyebutkan bahwa saat ini pencapaian prestasi belajar
siswa Indonesia menurun, khususnya di bidang sains dan matematika.
Untuk bidang matematika, Indonesia berada di urutan ke-38 dari 42 negara
dengan skor 386. Kemudian untuk bidang sains, Indonesia ada di urutan
ke-40 dari 42 negara dengan skor 406.
"Padahal, kemampuan di
bidang sains dan matematika ini akan semakin dibutuhkan nantinya. Karena
itu, harus mulai diperkuat lagi agar prestasi Indonesia meningkat dan
pasti diikuti dengan SDM yang berkualitas juga," jelas Afan.
Ia
juga mengungkapkan bahwa dengan proses pendidikan STEM ini, anak-anak
akan terdorong untuk mengasah kemampuan nalar dan berpikir kritis dalam
memecahkan masalah. Selain itu, pendidikan ini juga membantu anak-anak
untuk memahami isu yang lebih kompleks dan mencari solusi kreatif.
"Menguasai ilmu ini berarti mampu membuat keputusan dengan mempertimbangkan basic thinking dan critical thinking," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentar ANDA