Halaman

ucapan

Jumat, November 16, 2012

Draf Struktur Kurikulum Baru SD & SMP Di 2013

JAKARTA
KOMPAS.com 

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 di sektor pendidikan, penataan kurikulum pendidikan menjadi salah satu target yang harus diselesaikan. Rencananya pada Juni 2013 nanti, sekolah yang ada di Indonesia sudah mulai menggunakan kurikulum baru yang kini masih dibahas. Draf perubahan kurikulum sudah dipaparkan di depan Wakil Presiden RI, Boediono, Selasa (13/11/2012).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa perubahan kurikulum ini merata untuk tiap jenjang baik dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
"Ini dilakukan di tiap jenjang sekolah. Tujuannya tentu untuk menjawab tantangan jaman yang terus berubah agar anak-anak ini mampu bersaing di masa depan nanti," kata Nuh saat jumpa pers di Kantor Kemdikbud, Selasa (13/11/2012).


Untuk jenjang SD, anak-anak tidak lagi mempelajari masing-masing mata pelajaran secara terpisah pada kurikulum baru ini. Pembelajaran berbasis tematik integratif yang diterapkan pada tingkatan pendidikan dasar ini menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran yang ada.

6 mata pelajaran berbasis tematik

Seperti diketahui, mata pelajaran untuk anak SD yang semula berjumlah 10 mata pelajaran dipadatkan menjadi enam mata pelajaran yaitu Agama, PPKn, Matematika, bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan serta Seni Budaya dalam kurikulum baru ini. Sementara empat mata pelajaran yang dulu berdiri sendiri yaitu IPA, IPS, Muatan Lokal dan Pengembangan Diri diintegrasikan dengan enam mata pelajaran lainnya.

"Memang sewajarnya seperti itu. IPA dan IPS dijadikan penggerak dan masuk dalam materi bahasan semua mata pelajaran. Begitu pula dengan mulok dan pengembangan diri itu kaitannya nanti dengan seni budaya," ujar Nuh.

Dengan pemadatan mata pelajaran dan pembelajaran berbasis tema ini, anak-anak juga tidak akan lagi kerepotan membawa buku yang banyak dalam tasnya. Nuh mengungkapkan dengan pendekatan tematik ini, anak-anak hanya perlu membawa paling tidak dua atau tiga buku sesuai dengan tema yang dipilih pada minggu tersebut.

Belajar di sekolah lebih lama

Namun berkurangnya mata pelajaran dalam kurikulum ini justru membuat durasi belajar anak di sekolah bertambah. Nuh menjelaskan bahwa metode baru ini mengharuskan anak-anak untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran dan mengobservasi tiap tema yang menjadi bahasan.

"Pola ini tentu tidak bisa dilakukan dengan durasi belajar sebelumnya. Untuk itu ditambah sebanyak empat jam pelajaran per minggu," jelas Nuh.

Dengan demikian, untuk kelas I-III yang awalnya belajar selama 26-28 jam dalam seminggu bertambah menjadi 30-32 jam seminggu. Sementara pada kelas IV-VI yang semula belajar selama 32 jam per minggu di sekolah bertambah menjadi 36 jam per minggu.

"Penambahan jam belajar ini masih sesuai karena dibandingkan negara lain, Indonesia terbilang masih singkat durasinya untuk anak usia 7-9 tahun," ungkap Nuh.

Pramuka jadi ekskul wajib

Dari berbagai paparan di atas, bahasa Inggris yang sebelumnya sempat disebut-sebut akan dihilangkan memang tidak tercantum dalam salah satu mata pelajaran yang ada. Ternyata untuk tingkat SD ini, bahasa Inggris masuk dalam kegiatan ekstra kurikuler bersama dengan Palang Merah Remaja (PMR), UKS dan Pramuka.

"Pramuka ini akan jadi ekskul wajib untuk berbagai jenjang tidak hanya di SD saja. Nanti akan dibicarakan juga dengan Kemenpora," tuturnya.

Demikian bentuk kurikulum baru yang akan diberlakukan pada anak-anak tingkat SD. Sistem pembelajaran berbasis tematik integratif ini sendiri telah dijalankan di banyak negara seperti Inggris, Jerman, Perancis, Finlandia, Skotlandia, Australia, Selandia Baru, sebagian Amerika Serikat, Korea Selatan, Singapura, Hongkong dan Filipina.

"Sama saja dengan SD. Struktur kurikulum SMP bertujuan membentuk anak-anak ini memiliki kompetensi dalam ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan," kata Nuh saat jumpa pers di Kantor Kemdikbud, Jakarta, Selasa (13/11/2012).

10 mata pelajaran
Ada Bahasa Inggris dan TIK


Untuk jenjang SMP, jumlah mata pelajaran juga berkurang dari 12 mata pelajaran menjadi 10 mata pelajaran. Pada tingkatan ini, IPA dan IPS sudah muncul tapi tetap sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative social studies bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu.
"Bahasa Inggris sudah mulai diajarkan untuk membentuk keterampilan berbahasa anak-anak," ujar Nuh.

Seperti diketahui dalam struktur kurikulum yang dijalankan saat ini, anak-anak SMP mendapat pembelajaran berupa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Muatan Lokal dan Pengembangan Diri. Dengan adanya pengurangan mata pelajaran pada kurikulum baru, tiga mata pelajaran ini diintegrasikan dengan mata pelajaran yang ada.

"Untuk muatan lokal itu masuk ke Seni Budaya, Penjaskes dan Prakarya kalau tingkat SMP. Tingkatan ini juga TIK tidak akan berdiri sendiri tapi jadi media untuk semua mata pelajaran," jelas Nuh.

Durasi belajar di sekolah bertambah

Sama seperti pada tingkatan sebelumnya, durasi belajar di sekolah untuk anak SMP juga bertambah sebanyak enam jam pelajaran per minggu. Jika sebelumnya anak-anak akan belajar selama 32 jam di sekolah maka nanti mereka akan belajar selama 38 jam di sekolah.

Pramuka juga wajib

Untuk ekstrakurikuler, anak-anak ini dapat memilih seperti Palang Merah Remaja (PMR), UKS, OSIS dan berbagai kegiatan yang ditawarkan oleh sekolah. Namun yang wajib diikuti oleh anak-anak ini sebagai kegiatan ekstrakurikuler adalah Pramuka. 

9 komentar:

  1. Ok....terus bagaimana dengan pembagian jam tiap Mata Pelajarannya? ini sangat diperlukan pemikiran yang matang dan harus disesuaikan dengan keluasan substansi materi atau kompetensi minimal yang wajib dikuasai peserta didik.




    BalasHapus
  2. Ok....terus bagaimana dengan pembagian jam tiap Mata Pelajarannya? ini sangat diperlukan pemikiran yang matang dan harus disesuaikan dengan keluasan substansi materi atau kompetensi minimal yang wajib dikuasai peserta didik.




    BalasHapus
    Balasan
    1. iya memang benar ...
      kita tunggu saja nanti hasil
      n juklaknya dmana pemodelan pengaturanya.
      makasih atas kunjungannya

      Hapus
    2. Kalau mapel TIK diintegrasikan ke mapel lain, terus anak kapan ya belajar mengoperasikan TIK. Biasanya yg pakai TIK dlm pembelajaran kan gurunya. Kalau ingin melibatkan siswa, berarti siswa bawa laptop. Mungkin sp 10 th yad, siswa saya yang bawa laptop blm ada 10%. kalau semua guru masuk ke lab komputer, juga gak mungkin cukup. Selama ini, siswa bljr TIK ya hanya pada mapel TIK. Mrka bljr word, pp, excell, internet, saat peljrn TIK, di ruang komputer. Di mapel lain, sw hanya pengguna produk dari guru. Masalah kan?

      Hapus
  3. Balasan
    1. hahahaha.....ea
      biasa pak...paling2 ntar
      dpt tugas baru ngajar apa gtu.

      Hapus
  4. Kalau saya sbg guru ya siap saja. Hanya saja, pengintegrasian mapel TIK ke mapel lain masih kurang rasional. Memang semua mapel saat ini diharap berbasis IT. Tapi yang pakai IT kan sebagian besar baru gurunya. Bawa laptop dan LCD di dlm kelas. Siswa hanya melakukan kegiatan. Hanya beberapa sekolah saja yang siswanya membawa laptop ke sekolah. Kalau semua guru menggunakan lab komputer untuk pembelajaran, tidak mungkin cukup to? Di sekolah saya,siswa belajar program dsr word, PP, excell ya hanya saat pelajaran TIK. Jk 10 th, saya yakin blm ada 10% anak saya yg mampu bw laptop ke sekolah.

    BalasHapus
  5. tahun 2012 ini guru tik khususnya di daerah kami digagalkan PLPG sertifikasi dengan proses UKA yang semberawut, trus ikut Diklat 14 hari di Malang sebagai syarat untuk bisa mengikuti PLPG 2013, eh... belum juga PLPG udah ada perubahan kurikulum, lagi-lagi pelajaran TIK yg jadi sasaran. kapan kami bisa menikmati tunjangan sertifikasi seperti rekan yg lain ?

    BalasHapus
  6. tahun 2012 ini di daerah kami, semua guru TIK SMP gagal ikut PLPG karena sistem UKA yang "semberawut" kami terima dengan dengan lapang dada, dan mengikuti proses selanjutnya yaitu Diklat selama 10 hari, dan itu sudah kami lakukan dengan senang hati, karena tak lama lagi akan ikut PLPG. tapi dengan kabar ini kegembiraan kami serentak lenyap karena perjuangan kami selama ini tidak ada artinya karena bidang studi yang kami geluti tidak lagi berdiri sendiri...
    kami mesti bagaimana pak....?

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan dan komentar ANDA