Implementasi kurikulum baru terutama untuk pelatihan guru selalu
dipermasalahkan oleh banyak pihak. Dari durasi pelatihan yang singkat
hingga metode pelatihan, menjadi sasaran empuk untuk dikritik. Bahkan
guru dinilai tak siap untuk menjalani perubahan ini. Benarkah demikian?
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa guru yang
selama ini disebut sebagai ujung tombak penerapan kurikulum baru dan
sebagai elemen penting dalam kurikulum baru ini menyatakan kesiapannya
untuk melaksanakan pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
"Guru-guru
ini malah antusias sekali. Para guru ini kan pelakunya. Yang jadi
pelaku saja siap, kenapa yang di atas masih bermasalah," kata Nuh saat
usai mengunjungi Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadin di Jepara, Minggu
(3/2/2013).
"Seperti di Lombok, di Jogja, guru ini malah seneng.
Apalagi saat dikatakan tidak perlu lagi membuat silabus, seneng
semuanya," imbuh Nuh.
Menurutnya, sebagian besar guru yang ada di
daerah yang selama ini dikatakan akan kesulitan menerapkan kurikulum baru justru malah sebaliknya. Para guru ini dinilai cukup bersemangat
dengan perubahan kurikulum ini. Bahkan banyak guru tidak sabar untuk
segera menjalankan pelatihan.
"Di Jogja itu, guru-guru sekolah
Muhammadiyah malah sudah tidak sabar kapan akan mulai berlatih. Di sini
tadi juga guru-gurunya bersemangat sekali," ungkap Nuh.
"Perubahan
itu kan bisa berjalan jika peubah dan yang mau diubah itu klop. Nah ini
bisa dilihat sendiri, gurunya seneng. Jadi apa lagi," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentar ANDA